Rahma Sarita telah meresahkan hati banyak orang dengan karyanya yang kontroversial, "Negeri Para Bajingan." Puisi ini telah mencuri perhatian masyarakat dan menjadi topik perdebatan yang panas. Karena mengkritik keras pemerintah, banyak yang tidak setuju dengan pesan yang disampaikan dalam puisi tersebut.
Meskipun kontroversi ini muncul, Rahma Sarita tampaknya tidak gentar. Dia merasa geram dan muak saat melihat kondisi bangsa dan negara ini. Inilah mengapa dia memutuskan untuk membuat puisi atau cerita yang menggambarkan "Negeri Para Bajingan."
Puisi tersebut mencerminkan pandangan kritis terhadap kebijakan dan proyek pembangunan yang mungkin lebih mengutamakan keuntungan pribadi daripada kesejahteraan rakyat. Pendidikan, kesehatan, bahkan hukum seringkali dianggap sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan. Vonis hukuman bahkan bisa dipengaruhi oleh kepentingan tertentu, dan subsidi diatur berdasarkan pesanan. Semua tampaknya tergantung pada kepentingan individu atau kelompok tertentu, dan konsep keadilan seringkali tampak kabur.
Puisi ini juga menggarisbawahi masalah korupsi yang merajalela di kalangan pejabat. Transaksi yang mencurigakan dalam jumlah yang besar bisa lepas dari perhatian. Utang negara digunakan sebagai alat tawar-menawar, dan kebohongan menjadi modal utama. Pemerintah juga tampaknya memanfaatkan ketakutan dan perpecahan dalam masyarakat untuk mempertahankan kekuasaan.
Tidak peduli seberapa keras kritiknya, Rahma Sarita mengingatkan kita bahwa perubahan adalah hal yang sangat dibutuhkan. Masyarakat, termasuk buruh, mahasiswa, dan rakyat, dihadapkan pada tugas besar untuk merebut kembali negeri ini dari tangan para "bajingan." Puisi ini menggugah kita untuk berbicara dan bertindak untuk mengubah masa depan negara ini.
Meskipun banyak yang mungkin tidak setuju dengan pesan dalam puisi ini, itu masih merupakan ungkapan kebebasan berbicara dan pemikiran, yang menjadi salah satu pilar demokrasi. Dalam suasana perdebatan ini, kita diingatkan untuk mendengarkan berbagai pandangan dan memahami beragam sudut pandang dalam masyarakat kita yang demokratis. Berikut tulisan lengkap puisi atau cerita yang di bacakan oleh Rahma Sarita tersebut;
Negeri Para Bajingan
Inilah cerita tentang negeri para bajingan
Kebijakan dan proyek pembangunannya hanya untuk cari cuan
Pendidikan kesehatan bahkan hukum jadi barang dagangan
Vonis bisa dapat potongan, status tersangka tergantung orderan
Subsidi tergantung pesanan pokoknya
semua tergantung kepentingan Jangan tanyakan soal keadilan
Inilah Negeri Para Bajingan pejabatnya banyak yang korupsi
Sepertinya sudah tuman
Transaksi janggal ratusan triliun tinggal kena
Inilah cerita tentang Negeri Para Bajingan
Utang jadi andalan tanah air pun digadaikan
Inilah Negeri Para bajingan yang modalnya hanyalah kebohongan
dan senjatanya hanya menebar ketakutan dan perpecahan antar kelompok
dibentur-benturkan dan jangan coba-coba untuk kritik atau meneriakkan kebenaran
karena kau akan dianggap sebagai ancaman
Buzzer pun dikerahkan dan tak lama kau juga akan jadi tahanan
Inilah Negeri Para Bajingan
Dimana pemimpin dan keluarganya ingin berkuasa sepanjang zaman
segala cara dihalalkan
Inilah Negeri Para Bajingan
jangan tinggal diam Kawan Lawan
kebijakan tak perlu menunggu MK membuat keputusan
karena semua lembaga negara sudah menjadi dagelan
buruh mahasiswa dan rakyat semua adalah tumbuhan
untuk merebut kembali Negeri dari tangan para bajingan
Sekaranglah waktunya perubahan...(*)